Aku masih ingat pada waktu itu mentari masih berdansa menyinari di sela2 semak belukar yang ada diatas atap dengan sinar putih dan terus menguning hingga terlihat maha karya lukisan abstrak yang sangat indah dengan kanvas dinding2 tembok yang semakin menua. Di kejauhan tampak dirimu yang terlihat cukup kesal karena menungguku datang dengan waktu cukup lama, namun terlihat mulai berubah garis2 ujung bibirmu semakin naik keatas dan seraya menghela nafas lega karena aku segera datang berlari menemuimu.
"Kamu akhirnya datang,,, tapi lama.. huuuu", gumanmu ketika aku datang berlari
"Hahahaha iya maaf,, tadi aku masih harus ke kamar kecil dulu,," , alasan klasikku namun aku heran kenapa masih saja dia menanggapinya dengan senyuman hangat itu.
Ketika kami mulai berjalan tatapan semua orang kepada kami dengan serius. Serasa tatapan horisontal dan vertikal, mereka memandangi kami dengan tatapan bangga, karena kami adalah pasangan dokter hewan dan penjaga kebun binatang terbaik di asia yang baru saja menikah. Aku masih ingat ketika menemui nadia untuk pertama kali, kami memang dipertemukan dengan hal tidak biasa, mungkin hal ini yang orang2 katakan dengan istilah dipertemukan oleh Tuhan, namun aku memandangnya sebagai sebuah babilonia yang ada di tengah padang gersang. Aku dan nadia dipertemukan ketika aku sedang mengadakan penelitian tentang ubur2 darat yang spesiesnya semakin memprihatinkan dan nadia sendiri adalah sebuah hunter jenis ini untuk dikembangbiakkan pada sebuah kebun binatang dan hingga akhirnya kami memadu kasih diantara hutan rimba di tengah kota ini.
"Buruan yuk agit kita langsung ke basecamp..kasian tuh vina dah nungguin..." perintah nadia untuk segera ke klinik yang biasa aku dan nadia menyebutnya dengan sebutan basecamp.
"Yaudah yuk..balapan lari lagi ya ntar ditangga seperti kemarin..." aku memang sering terlihat kacau tanpa melihat umur, yang penting jiwa muda pikirku.
Sesampai di basecamp vina telah menunggun di kandang kecilnya. Vina adalah seekor harimau sumatra mini yang memilliki besar hanya seperti kucing hutan saja. Dia terus saja mengaum dengan keras sampai2 kaca di klinik bergetar olehnya. Aku segera mengecek denyut jantung dan suhu tubuhnya, sedangkan nadia bertugas mengecek keadaan fisik dan gigi si vina, kami selalu bekerja sama karena kami adalah tim yang sangat solid kata orang2 di kebun binatang ini. Beginilah tugas kami di tiap harinya, namun di klinik ini tidak setiap hari ramai,,yahh terkadang 2 minggu tanpa ada hewan yang masuk klinik sedangkan aku mempunyai penyakit tidak bisa hanya diam tanpa ada kerjaan sedikitpun. Namun, hal yang slalu membuatku semangat adalah senyuman hangat dari nadia yang selalu dan selalu membuat hangat hatiku dan seraya ingin slalu kukecup dahinya dan katakan terima kasih tuhan kau telah menghadirkan babilonia di tengah gersangnya jiwaku di bumi ini dan semoga kedua cincin perkawinan ini akan slalu melekat di jari kami.
Aku segera tersadar ketika melihat cahaya putih yang menyinari di setiap ruang klinik ini. Akupun terbangun dan mensyukuri nikmat Allah akan mimpi malam ini.
Image by hana sasta
Ubur2 terdampar c reserved
0 komentar:
Post a Comment